Spiga

Wanita dan Helm Batok Mungil

Greng ... greng ... motorpun melaju meninggalkan taman kota yang asri. Pepohonan berebut menenggak asap dari knalpot motor itu. Pria muda dengan Helm dikepala memandang lurus kedepan, tatapannya mantap. Helm batok mungil tersanding rapi di jok belakangnya.
Ribuan sentimeter aspal jalanan dilindas roda motornya. 2 belokan, kiri dan kanan dilahapnya. Mata pria itu berpendar menatap pemandangan yang dilaluinya. Sejenak dia menatap anak-anak kecil bermain layangan di pinggir jalan. Sejenak yang lain dia memeramkan mata ketika tak sengaja melihat wanita muda dengan pakaian menempel ketat ditubuhnya.

Jalanpun berganti, aspal hitam mulus berubah menjadi jalan penuh kubangan dan bebatuan. Motornya melaju bergoyang-goyang. Dengan lincah pria muda itu memainkan stang motornya, meliuk-liuk bak penari jaipongan dengan ditingkahi sepoian angin. Helm batok mungil di jok belakang pun ikut terguncang hebat. Sekuat tenaga helm batok mungil itu berpegangan erat ke jok belakang agar tidak terhempas ke tanah. Namun goyangan dan liukan motor yang senantiasa berusaha menghindari kubangan jalan membuat Helm batok mungil hilang keseimbangan. Dan ... pluk... Helm Batok mungil itu bergelinding menciumi tanah dan jalanan penuh bebatuan dengan mesranya. Si pria muda dengan mantap terus memacu motornya tanpa sadar bahwa Helm batok mungil sudah tidak ada di jok belakang motornya lagi. 1... 100... 200... 1000... meter, motor meninggalkan Helm batok mungil yang tertelungkup mendekap jalanan penuh kubangan.

Dari kejauhan tampak wanita berkerudung hijau muda sambil mendekap tas berjalan menyusuri jalanan. Wajahnya bak rembulan yang memancarkan sinar keteduhan. Semakin dekat, semakin terlihat manis wajahnya. Kerudungnya berkibar-kibar tersibak sepoaian angin. Sampai akhirnya kaki wanita terantuk sebuah benda. Bergelinding benda itu tersepak kaki sang wanita.
Sejenak wanita itu berhenti dan kemudian menatap benda yang membuat kakinya terantuk. Semakin didekati, semakin dia tahu bahwa benda itu adalah Helm batok mungil. "Ihhh helmnya lucu ... Kok tega helm ini dibiarkan teronggok di jalanan. Milik siapa ya helm ini?" wanita itu bergumam sendiri dalam hatinya.
"Wahai helm ... siapakah pemilikmu? beritahulah aku agar aku bisa mengembalikan pada pemilikmu" Dia melanjutkan gumamnya.

Sambil memegangi helm batok mungil itu, matanya berpendar ke segala arah, mencari sesosok pemilik helm. Tak tampak orang di sekelilingnya.

Udara siang itu bertambah panas, terik mataharipun semakin menyengat. Peluh bercucuran dari wajah si wanita tersebut. Dan diapun memakaikan sementara helm batok mungil tersebut ke kepalanya sambil menunggu sang pemilik helm mengambilnya. Sejuk ... ademm ... dia rasakan setelah helm mungil menelungkupi kepalanya..

(to be continued)

~IdE~
#gerlonk 27/09/04#

1 comments:

Anonymous

February 22, 2007 at 1:18 PM

Best regards from NY! » » »